Hari Ke-14: Karantina Wilayah?

Tadi pagi saat masak bareng Mbak di kosan saya diceritakan bahwa di sekitar kosan akan ada penutupan akses di beberapa jalan mulai esok hari. Kemungkinan akses cepat menuju pasar akan ditutup. Saya sempat berpikit bagaimana cara saya ke sana ya kalau butuh ke pasar? Lalu baru sadar kalau saya punya sepeda #pamer, wkwkwk.

Saat ada kabar kalau Jakarta akan ditutup, tidak bisa keluar atau masuk mulai hari Senin 30 Maret, dari teman saya, saya sempat terpikir untuk pulang ke rumah. Tetapi ternyata kabarnya tidak valid, pemerintah pusat belum mengizinkan untuk mengadakan karantina wilayah, yang sudah disetujui adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar yang sebenarnya sudah dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta dengan meliburkan sekolah-sekolah dan memberikan himbauan untuk bekerja dari rumah.  Namun, setelah mendapatkan kabar dari Mba Kosan yang berasal dari pemberitahuan melalui toa di jalan (saya tidak mendengarnya karena sepertinya saya tidur terlalu cepat kemarin), saya menyimpulkan bahwa karantina wilayah akan dilakukan esok hari (1 April) dengan membatasi akses masuk ke suatu RT RW dan penutupan gang-gang kecil.

Di hari ke-14 ini saya merasa lebih produktif dengan memasak dan juga mengerjakan tugas-tugas sampingan. Saya juga memenuhi kebutuhan sosial dengan vidcall dengan keluarga dan juga mengobrol dengan Mba Kosan. Alhamdulillah dapat bonus kue pelangi dari Mba Kosan XD.

Hari Ke 13: Keluar

Hari ini hari pertama masuk kantor setelah izin sakit berhari-hari. Tidak ada yang istimewa kecuali beberapa pertanyaan mengenai kesehatan. Jika dipikir-pikir hari ini tidak bertemu dengan orang yang dikenal sama sekali. Sebenarnya bisa ketemu ibu kosan, tapi hari ini saya masih terbiasa tidur lama jadi tadi terlalu siang untuk memasak. Akhirnya, saya keluar rumah hari ini untuk membeli makanan yang bisa dimakan secara langsung seperti roti dan pelengkapnya.

Jalanan siang hari sudah lebih sepi dari biasanya. Masih tampak beberapa pedagang gerobak kaki lima berjualan, namun sepi pembeli. Beberapa warteg juga masih tampak buka, melegakan hati penghuni kosan Setiabudi. Saya keluar sekitar 500 meter dari kosan, menuju midimarket terdekat. Awalnya saya hanya ingin membeli roti dan cemilan. Ujung-ujungnya saya membeli beberapa kebutuhan pokok dan setumpuk makanan instan seperti mie, abon, spaghetti, kornet, wkwk. Mumpung keluar rumah. Walaupun sedang social distancing seperti ini, antrian tetap ramai. Saya perlu menunggu beberapa menit hingga giliran membayar saya tiba. Setelah selesai membayar, saya pulang hujan-hujanan. Saya membawa payung sebenarnya, tapi tidak bisa dipakai karena tangan saya penuh dengan barang belanjaan. Karena jaraknya dekat dan hujannya tidak lebat, Alhamdulillah saya tidak kebasahan dan selamat sampai kosan.

Jika bekerja, hari terasa terlewat begitu cepat. Setelah jam kerja selesai, saya merasa mengantuk dan tertidur, padahal ada jadwal olahraga online yang diadakan oleh kantor. Saya jadi melewatkan sesi olahraga padahal badan lembek akibat tidak pernah berolahraga. Untungnya berat badan masih selamat dan bahkan sekarang jadi normal akibat tidak nafsu makan saat sakit. Selanjutnya saya perlu makan  dan berolahraga lebih teratur.

Semoga besok bisa melakukan hal yang lebih bermanfaat, aamiin

Di Rumah Saja – Hari Ke-12

Hari ini hari Minggu. hari terakhir beristirahat sakit sebelum besok bekerja kembali. Hari ini sengaja tidur lebih lama supaya besok bisa bekerja dengan lebih bugar. Hari in masak nasi goreng kornet bersama teman kantor yang masih ada di kosan. Oh iya, per hari ini jumlah orang yang positif Covid-19 di Indonesia ada 1285 orang, 64 orang sembuh dan 114 orang meninggal dunia. Jumlah yang terus bertambah karena rapid test yang terus dilakukan.

Hari ini mencoba produktif dengan mengerjakan tugas dari wommenkeu mengenai financial purposes dan budgeting. Belum selesai sih, tadi malah diselingin main Air Console bersama teman-teman, wkwk. Tapi itu jadi hiburan di masa-masa social distancing ini.

Hari ini sedikit sedih karena teman kantor yang masih di kosan akhirnya pulang ke rumahnya di Bekasi. Saya sebenarnya takut kesepian, tetapi Ibu saya bilang untuk rajin video call dengan keluarga. Selain itu, ibu saya menyarankan saya untuk sering-sering mengobrol dengan ibu kosan dan jangan lupa untul berbagi makanan hasil masakan. Semoga saya bisa tetap konsisten masak walaupun sekarang hanya sendiri.

Semangat menjalani hari-hari di rumah saja! Semoga besok bisa lebih produktif lagi

Di Rumah Saja Hari 1 -11

Hari ini sudah hari ke 11 berdiam di rumah saja untuk menghindari penyebaran virus Corona. Bukan di rumah sih, di kosan. Saya sudah sebulan tidak pulang ke rumah. Saya takut kalau pulang akan menyebarkan virus ke rumah karena kalau pulang harus naik KRL yang susah sekali untuk melakukan physical distancing. 

Jika teman-teman saya excited untuk bekerja dari rumah, saya sebenarnya tidak terlalu. Alasannya sih karena saya takut tidak fokus dan malah ketiduran. Kenyataannya berbanding terbalik, saya malah merasa lebih sibuk jika bekerja dari kosan dibanding dengan di kantor. Lebih sibuk karena biasanya pekerjaan dilakukan berdua (pairing) sekarang dikerjakan masing-masing untuk satu story. Selain itu, chat juga menjadi lebih ramai dan kita perlu responsif dengan waktu respon kurang dari 15 menit sehingga perlu siaga selalu.

Hal yang menjadi concern untuk isolasi diri ini sebenarnya adalah bagaimana kita makan. Minggu awal saya dan teman-teman kosan masih pergi ke pasar untuk membeli bahan masakan selama seminggu seperti sayur-sayuran, daging ayam, teri, nugget, kornet, sarden, rolade, bakso, sosis dan bahan makanan yang bisa disimpan lainnya. Minggu selanjutnya saya dan teman-teman mulai takut untuk pergi keluar dan memutuskan untuk membeli bahan masakan secara online menggunakan Tanihub, Shopee dan Happy Fresh. Harganya tentu saja tidak semurah di pasar tapi masih lebih murah dibandingkan harus Gofood dan Grabfood selama 3 kali sehari setiap harinya. Selain itu, lebih terjamin.

Hari 1

Hari pertama bekerja di kosan saya dan teman-teman kosan panik. INTERNET MATI! Panik tidak panik sih. Alhamdulillah masih bisa tethering internet dengan koneksi ByU yang oke di kosan. Conference call, VPN dan building lancar. Tidak streaming-streamingan dulu untuk menghemat kuota. Internet provider sudah dihubungi berkali-kali dalam sehari dan katanya jaringan sedang diperbaiki. Ok we will wait until tomorrow. Saya pikir bekerja di rumah tidak akan lelah, ternyata badan pegal-pegal dan lemas. Saya memutuskan untuk langsung tidur setelah makan malam.

Hari 2

Internet masih belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Status tiket keluhan di customer site pun masih diperbaiki. Saya memutuskan untuk membeli kuota kembali. Teman kosan ada yang sakit dan saya pun masih merasa lemas sehingga hari ini kami tidak masak seperti hari sebelumnya. Makan pop mie dan telor to the rescue. Setelah jam kantor berakhir, saya langsung tidur lagi karena badan lelah.

Hari 3-4-5

Internet masih mati. Badan tiba-tiba meriang dan panas. Saat diperiksa dengan termometer kepit, suhu badan saya ternyata 38.8 derajat. Saya sempat khawatir saya terkena virus, tapi saya tidak batuk , pilek, atau sesak nafas sehingga saya bisa menenangkan diri. Saya mencoba konsultasi dokter secara online karena ke RS takutnya akan lebih riskan terpapar virus. Setelah konsultasi, saya disarankan meminum obat dengan paracetamol dan istirahat yang cukup. Alhamdulillah setelah menjalankan saran dokter, demam saya turun besoknya. Weekend pertama setelah bekerja di rumah saja dipakai lebih banyak untuk tidur-tidur saja. Saat hari Minggu, demam datang lagi sore hari, namun setelah minum paracetamol demamnya turun lagi

Hari 6

Alhamdulillah internet sudah lancar. Malam hari di hari ke-4 teknisi resmi dari provider datang jam 10 malam. Ternyata routernya yang rusak sehingga perlu diganti. Tidak ada hubungannya dengan kualitas jaringan yang sedang diperbaiki sebenarnya. Memang menguji kesabaran, wkwk.

Saya akhirnya pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri karena demam masih sering datang di sore hari. Saya ke salah satu rumah sakit di dekat kosan dan  tidak ada jadwal dokter umum.  Ternyata pasien rawat jalan biasa dialihkan ke IGD. Setelah menjawab pertanyaan dokter, saya divonis mengidap penyakit demam berdarah. Saya diminta istirahat di rumah. Di rumah sakit tersebut sedang tidak tersedia pengecekan darah sehingga vonis tersebut hanya berdasarkan tanda-tanda atau symptomp yang saya alami.

Mengetahui hal tersebut, HR di kantor menyarankan saya untuk memeriksakan ulang ke rumah sakit lain yang lebih lengkap, yaitu MMC. Saya langsung ke sana dan benar saja layanan dokter umum dan laboratoriumnya masih dibuka. Saya kemudian melakukan dan pengecekan darah dan ternyata saya positif terkena tipes. Saya pun diminta istirahat di rumah dan minum obat secara teratur.

Hari 7-11

Hari-hari tipes ini saya jalani dengan hanya beristirahat saja di kosan. Saya beruntung saya memiliki teman kosan yang sangat baik yang memasakkan makanan untuk saya setiap hari sehingga saya tidak kesulitan mencari makanan di masa-masa sulit ini. Alhamdulillah di hari ke 11 saya sudah merasa baikan dan mulai masak bersama kembali. Memang berbeda rasanya saat sakit dan tidak #yaiyalah.

Semoga kita semua diberikan kesehatan dan bisa melewati pandemik ini dengan baik. Aamiin

3 Tahun

Screen Shot 2020-03-13 at 22.23.31

Saat buka BambooHR pada dua hari lalu, di layar saya muncul semacam confetti. Saat membuka bagian “Celebrations”, saya teringat bahwa hari itu adalah tanggal anniversary saya di kantor saya sekarang. Tahun ini adalah tahun ketiga saya bekerja di KMKLabs. Komentar standar biasanya: Tidak berasa yaa. Sebenarnya berasa juga sih. Ini adalah perusahaan pertama saya yang membuat saya bisa bertahan lebih dari setahun, wkwk. Saya kira saya adalah tipe yang tidak bisa bertahan di satu perusahaan kurang dari setahun. Namun ternyata, setelah masuk perusahaan ini, saya seperti menemukan keluarga baru, yang membuat saya bisa bertahan hingga sekarang.

Pada awalnya, saya tidak tahu perusahaan ini sama sekali karena circle pertemanan saya saat di kampus tidak ada yang bekerja di sini. Saya sama sekali tidak tahu kalau Liputan6.com, Bola.com, dan Vidio.com ( Saya senang membuka vidio untuk melihat siaran ulang ftv XD) dikembangkan oleh perusahaan ini. Saat saya masuk bahkan BBM sudah diambil alih pengembangannya oleh PT KMK Online. Saya mendaftar karena rekomendasi oleh teman kerja saya di perusahaan pertama. Saat itu saya baru selesai sidang dan saya mulai mencari kerja kembali. Saya mencoba melamar kerja ke beberapa perusahaan dan mengikuti semua tes masuk. Hampir semua terdapat online test atau tugas yang perlu dikerjakan sebagai seleksi pertama. Setelah itu, saya dipanggil ke tempat untuk tes lebih lanjut dan interview. Ada yang memberikan tes IQ di tempat, tes psikologi, tes menyelesaikan masalah dengan bermain game, dan ada juga yang memberikan tes menghitung tanpa coret-coretan alias menghitung di luar kepala. Hanya di perusahaan saya yang sekarang yang tesnya aplikatif dengan langsung pairing dengan interviewer yang membuat saya lebih deg-degan karena cara bekerja saya langsung terlihat dan saya belum pernah memakai test framework itu sebelumnya.

Dari semua perusahaan yang saya lamar, hanya perusahaan saya yang sekarang yang menerima saya XD. Sebagian hanya sampai interview user, ada juga yang sampai ke CTO. Setelah saya lulus proses interview pairing dengan 3 orang teman sejawat nantinya, saya kemudian dipanggil untuk tes selanjutnya yaitu pairing dengan VP Engineering, Tommy (sekarang CTO). Sebelumnya, saya kira dia tidak bisa Bahasa Indonesia XD. Saya sudah deg-degan karena saya tidak PD dengan conversation skill saya. Saya pun jadi lebih banyak berlatih bahasa Inggris dibandingkan teknikalnya, wkwk. Alhamdulillah ternyata dia mengerti Bahasa dan meminta saya untuk menggunakan Bahasa Indonesia saja. Alhamdulillah pairing test berjalan lancar dan lanjut ke HRD dan saya diterima bekerja.

30072940_780989555428533_7716302599771224635_o
Stand up setiap pagi (foto saat kantor belum di revamp) Sumber: https://www.facebook.com/pg/KMKLabs

Pertama kali masuk ke kantor, saya dikejutkan dengan stand up pagi yang ternyata diikiuti oleh satu divisi engineering. Di kantor sebelumnya biasanya hanya untuk satu tim saja. Setiap pagi kami membahas 3 hal: help, interesting, event. Help, jika ada yang minta bantuan yang perlu disampaikan di forum, misal mengisi suatu form atau yang memerlukan bantuan tim lain. Interesting, yaitu membahas hal-hal menarik yang tidak harus hanya mengenai teknologi, bisa saja kebijakan- kebijakan negara atau kejadian global. Event, menuliskan event yang bisa dihadiri seperti konferensi atau techtalk. Selain stand up, tentu saja yang menarik saat bekerja pairing itu sendiri. Di awal-awal saya masih sering menggunakan mouse atau keyboard teman pairing saya padahal saya juga sudah disediakan. Saya juga tidak memegang hp sama sekali, wkwk. Belum berani. Saya hanya membuka HP saat istirahat dan pulang.

30052321_780989918761830_2243521720200202914_o
Tech Talk setiap Jumat Sumber: https://www.facebook.com/pg/KMKLabs

Setelah 3 tahun berlalu, banyak sekali yang berubah. Baik kantor ataupun saya sendiri. Dari yang sebelumnya isinya puluhan orang, sekarang ratusan orang. Melewati masa-masa mengembangkan BBM hingga harus berhenti dan fokus ke Vidio.Com. Dari sebelumnya saya kira tidak ada teman kampus yang dikenal sampai akhirnya Mba Wid, Dimas dan Frilla masuk dan adik-adik angkatan satu kampus lainnya. Dari sebelumnya saya masuk sebagai Test Engineer, hingga sekarang menjadi iOS Engineer. Dari yang saya clueless mengenai TDD, clean code, dan OOP, sekarang sudah mulai menikmati prosesnya. Ternyata programming tidak semenyebalkan saat di kampus. Mungkin karena di kantor banyak senior atau mentor yang sabar memberikan bimbingan dan teman-teman yang selalu memberikan dorongan.

29791799_780990068761815_1995188915993032924_n
Kompetisi mengetik cepat antar karyawan, wkwk.

Untuk menjadi software engineer, masih panjang jalan yang harus ditempuh. Semoga masih diberikan konsistensi dan persistensi untuk mencapai destinasi. Aamiin

Kerupuk

Keluarga saya termasuk keluarga penyuka kerupuk, terlebih lagi ayah saya, kalau mau makan pasti harus dengan kerupuk. Saya sering disuruh ke warung terlebih dahulu jika saat mau makan tidak ada kerupuk. Saat masih sekolah saja sih, kalau sekarang ayah saya stok kerupuk sampai ukuran satu guling. Kalau dulu kerupuknya kerupuk blek yang biasanya ada di kaleng biru, kalau sekarang kerupuknya kerupuk ikan yang keriting disimpan di dalam kaleng yang tidak berwarna biru wkwk. Keluarga nenek saya di Bandung juga penyuka kerupuk. Saat saya masih kuliah, saya sering beli di warung terdekat dari rumah nenek saya. Saya sering beli yang di plastik yang digantung harganya kurang lebih 1000 – 2000 rupiah. Ada yang kerupuk keriting putih, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, dan kerupuk-kerupuk lainnya. Kalau lebaran, kerupuk yang tersedia itu kerupuk rangginang. Banyak sekali, jadi tidak beli di warung lagi.

Saya juga suka kerupuk, tapi tidak se-hardcore ayah saya. Saya tidak harus makan ditemani dengan kerupuk. Saya lebih suka dimakan terpisah, sebagai camilan. Kalau mendapatkan makanan dari kantor biasanya ada kerupuknya, makanan saya makan duluan dan kerupuknya saya bawa pulang ke kosan. Saya makan saat saya ingin ngemil karena saya sudah jarang stok makanan di kosan. Antara diet atau hemat XD.

Saya suka jenis kerupuk apa saja, tapi ada satu yang lebih difavoritkan, yaitu kerupuk kulit/jangek/rambak. Saat masih dibolehkan jualan di dalam kereta (saat saya masih sekolah), saya selalu mencari penjual kerupuk kulit. Harganya dahulu seribu rupiah per bungkus. Termasuk kemewahan bagi saya sih sebenarnya. Rasanya gurih sekali. Warnanya kuning. Dulu sih tidak terlalu memerhatikan apakah benar dari kulit sapi atau tidak. Warnanya pun kuning. Kalau diingat-ingat sih agak bikin gatal tenggorokan, tapi saya banyakin minum saja. Saat kuliah saya menjumpai kerupuk kulit saat ke tempat sate Padang di Dipati Ukur. Betapa kagetnya saya saat itu, dengan kuantitas yang sama harganya dua kali lipat lebih. Tapi memang enak sekali makan sate padang dengan kerupuk kulit (kerupuk jangek), jadi orang-orang biasanya beli saja. Saat sudah bekerja, saya membeli kerupuk kulit dengan ukuran lebih besar karena setelah dihitung-dihitung menjadi lebih murah dan juga kalau hanya membeli sebungkus kecil: mana cukup?

Sekarang saya tidak hanya membeli kerupuk kulit, tapi juga menjualnya. Menjual kembali dagangan teman. Awalnya sebenarnya kebetulan saja sih. Teman saya tersebut tiba-tiba memberikan WA di salah satu grup wanita teman-teman satu fakultas dulu (yang hanya aktif kalau ada yang nikahan atau lahiran yang berarti jarang sekali aktif XD). Dia menawarkan free sample dari kerupuk kulit yang dia jual dengan syarat post di Instagram. Saya sebagai penyuka kerupuk kulit tentu saja ikutan walau sebenarnya ragu juga kalau dipos di Instagram saya itu akan membantu atau tidak. Kan saya bukan selebgram, hahaha. Saat sample tiba di kantor, saya kaget ternyata lumayan banyak juga. Saat saya membawanya masuk ke ruangan, teman-teman saya menengok ke arah saya. Akhirnya saya buka saja dan menawarkan ke teman-teman. Saya tiba-tiba kepikiran untuk meminta testimoni teman-teman saya dan saya post di Instagram. Dari situ, ternyata banyak yang suka dan pesan lewat saya. Karena sudah memenuhi syarat untuk menjadi reseller akhirnya saya buka PO saja. Saya tidak menyangka kalau rambak lovers banyak sekali. Saya merasa saya tidak eksklusif XD. Oh iya kerupuk kulitnya ada banyak rasa: asin, pedas, pedas cikur, pedas jeruk, bbq, dan jagung bakar. Seperti ini penampakannya:

camphoto_1804928587 2
Ada ukuran setengah bal (seperti yang warna putih) atau ukuran satu bal (yang seperti guling)

Kalau pembaca berminat membeli bisa langsung ke shopee ini atau hubungi saya langsung. Kok jadi jualan XD.

Terimakasih XD