Double Ma

Saat melihat salah satu topik yang sedang ngetren di Twitter kemarin, saya langsung teringat ibu saya karena bernama sama. Trending topic saat itu adalah Ibu Wati yang sedang ramai dibicarakan karena menuduh tetangganya melakukan tindakan pesugihan. Menariknya, ibu ini ternyata warga Bojonggede juga, namun beda kelurahan. Saya pun terpikir untuk menjahili ibu saya. Saya menelepon ibu saya dan bilang kalau ibu saya sedang banyak dibicarakan di Twitter.

Ibu saya tentu saja bingung haha. Apalagi ternyata ibu saya sedang tidak mengikuti berita karena sibuk mengejar target Ramadhan. Ibu saya sebenarnya termasuk orang yang up to date dengan isu terkini. Selalu mau tahu dengan teknologi terkini juga, biar tidak ketinggalan kata beliau mah. Ibu saya termasuk yang lebih suka nonton berita dibandingkan nonton sinetron. Saat saya jelaskan berita sebenarnya, ibu saya menertawakan perilaku Ibu Wati yang satu lagi yang terlalu berprasangka buruk. Selain saya yang memang kerja dari rumah, tetangga pun ada yang sudah bekerja di rumah terlebih dahulu dengan berjualan online yang bahkan bisa membeli mobil dari jualan online tersebut. Bayangkan jika Ibu Wati satu lagi itu adalah tetangganya, wkwk.

Sekalian saja ya saya cerita tentang ibu saya untuk membersihkan nama Ibu Wati wkwkwk. Ibu saya seorang ibu rumah tangga yang suka bersepeda. Sebelum Ramadan, setiap minggu ibu saya bersepeda dengan geng ibu-ibu di gang. Saya khawatir sebenarnya jika ibu saya bersepeda ramai-ramai seperti itu, namun ibu saya meyakinkan saya kalau beliau selalu menjaga jarak, rajin mencuci tangan, dan tidak membuka masker. Ibu saya termasuk orang yang aktif dan kompetitif. Ibu saya di pengajiannya tidak mau kalah dengan yang lain yang lebih muda dalam menghapalkan surat. Ibu saya suka ikut lomba hafalan AlQuran bersama teman pengajiannya. Walau belum pernah menang (kalau saya tidak salah ingat), tapi ibu saya dan teman-temannya tidak menyerah. Mungkin sudah senang dengan prosesnya. Kalau lomba 17an, ibu saya juga sering memenangkan hadiah karena memang paling niat. Niat menang maksudnya. Tetangga lain sepertinya tidak berambisi, wkwkwk. Dulu saat masih sekolah, agar bisa menang cerdas cermat saya dilatih untuk menghapalkan RPUL. Sekarang sih sudah lupa lagi.

Ibu saya sering ditunjuk menjadi ketua sesuatu semenjak sekolah karena supel dan tegas. Saya sering iri mendengar ceritanya karena saya tidak bisa sepertinya, apalagi saat masa sekolah. Ibu saya juga terampil dan kreatif seperti tokoh favorit di film kesukaannya, MacGyver. Ibu saya bisa membetulkan atau membuat sesuatu dengan barang yang tersedia di rumah. Saat saya tinggal di rumah nenek, saya baru sadar kalau ibu saya mencontoh kakek saya. Di masa tuanya selalu produktif dan anti malas-malas club. Mungkin karena almarhum Kakek saya dulu seorang ABRI, jadi sudah terbiasa bergerak aktif.

Walaupun ambisius dan tegas, ibu saya itu senang sekali melawak. Ibuku adalah penghiburku. Ibu saya pandai menggunakan stiker WA dan sepertinya kolektor stiker-stiker kocak. Setiap ekspresi selalu ada stikernya. Saya senang kalau menelepon ibu saya, ada-ada saja pasti yang dilakukan. Kalau video call dengan ibu saya, ibu saya sering berekspresi aneh-aneh sampai saya tidak fokus bercerita. Pernah juga saat saya menelepon, saya kaget karena diangkat oleh anak kecil tapi bukan suara adik saya. Ternyata ibu saya yang iseng memainkan suaranya, sengaja agar saya bertanya-tanya. Saat saya sedang serius menjelaskan bahayanya varian Covid baru, ibu saya malah bertanya, “Memang varian barunya rasa apa Kak?”. Tentu saja ibu saya bercanda, mungkin tidak tahan melihat wajah saya yang terlalu serius.

Seperti ibu-ibu lainnya, ibu saya juga sering menasihati saya dengan kata-kata motivasi yang menohok. Kalau saya malas belajar, ibu saya selalu bilang dengan santai: “Kalau harta pas-pasan, wajah pas-pasan, kalau tidak pintar apa yang mau dipilih?” Wakakaka, memang selalu straight forward ibu saya itu, tidak pernah berkata-kata manis wkkw. Saat saya patah semangat, ibu saya selalu bilang seperti ini, “Ayo ingat lagi niat awalnya apa”. Ibu saya bilang kalau niatnya sudah kuat akan lebih semangat menjalaninya.

Oh iya, saya juga merasa beruntung saat saya mendengar curhatan teman-teman saya yang disuruh cepat-cepat nikah oleh keluarganya karena ibu saya tidak begitu. Ibu saya sangat santai dan malah Ibu saya khawatir kalau saya terlalu memikirkan, padahal saya tidak pernah bilang apa-apa. Ibu saya menasihati saya untuk tidak mengkhawatirkan masalah jodoh karena jodoh sudah diatur oleh Allah SWT. Insya Allah akan diberikan di waktu yang tepat. Jika belum diberikan sekarang, berarti masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk memperbaiki diri. Jadi saya harus menikmati masa-masa sendiri ini. Jangan lupa berdoa dan banyak bersedekah. Dan jangan lupa untuk sering mandi wkwkwk

Learning Style

Saat membaca buku “You Do You” nya Koko Ruby, tepatnya di bab awal mengenai cara mengenali diri sendiri, saya jadi mencari tahu kembali style belajar yang saya sukai itu seperti apa. Di buku itu dijelaskan pentingnya mengenali style belajar agar bisa menjadi lebih produktif. Cara belajar yang dimaksudkan di buku itu adalah melalui media apa kita bisa mudah menyerap informasi dan juga waktu belajar yang paling efektif sesuai chronotype.

Cara belajar berdasarkan media yang dibahas di buku tersebut adalah berdasarkan VARK model, yaitu Visual, Auditory, Reading/Writing, dan Kinesthetic. Penasaran style yang disukai yang mana? Bisa coba mengikuti kuesioner di website VARK model ini: https://vark-learn.com/the-vark-questionnaire. Setiap orang tidak harus hanya memiliki satu style, tapi bisa saja gabungan dari beberapa style tersebut (multimodal). Hasil kuesioner saya menunjukkan saya gabungan dari semua media dengan hasil yang tertinggi di Kinesthetic dan Read/Write. Kalau saya pikir-pikir saya memang lebih mengerti pelajaran jika membaca bukunya dan menuliskan intisarinya. Saya sejujurnya tidak terlalu menikmati audio book karena saya merasa tidak bisa fokus jika hanya mendengarkan suaranya. Saya sudah mencobanya beberapa kali namun tetap tidak bisa belajar secara maksimal. Ujung-ujungnya baca teksnya juga. Sedih juga sih karena beberapa buku di Scribd yang saya suka hanya tersedia dalam format audio book tanpa ada teks.

Dalam mempelajari hal yang praktikal seperti coding, merajut atau merakit meja saya tidak bisa langsung mengerti dengan hanya membaca apalagi menulisnya. Saya perlu mempraktekkannya, melakukan trial dan error beberapa kali hingga akhirnya mengerti. Untuk coding saya rasa banyak orang yang sama seperti saya. Saat belajar merajut pertama kali, saya diberikan petunjuk tertulis yang termasuk dalam kit perajut pemula yang saya beli. Saat membaca petunjuk yang disertai gambar tersebut saya tidak terbayang sama sekali. Akhirnya saya membuka Youtube dengan kata kunci teknik merajut yang disebutkan di petunjuk tersebut. Saya menonton videonya berkali-kali, mencoba teknik merajut tersebut dengan cara yang berbeda-beda dari video berbeda-beda hingga akhirnya bisa dan menemukan cara yang paling mudah. Entah berapa kali rajutan tersebut dibongkar pasang. Saat merakit meja pun begitu. Saat melihat gambar petunjuknya saya mengerti bagian mana ke bagian mana yang perlu ditempel dan juga baut penyambungnya. namun ada baut yang tidak cukup familiar yang ternyata perlu urutan masuk khusus agar terkunci (saya lupa namanya). Akhirnya saya mencari videonya, dan mengikuti sesuai video. Alhamdulillah jadi juga setelah 4 jam berlalu, wkwk.

Memilih waktu belajar yang produktif juga penting, Ada orang yang lebih suka belajar di pagi hari, ada yang baru bisa belajar di malam hari. Dr Breus yang dikenal sebagai “Sleep Doctor” dan juga penulis “The Power of When” menyatakan bahwa ada 4 chronotype yang direpresentasikan oleh empat hewan (lumba-lumba, singa, beruang, dan serigala) yang dapat kita pakai untuk mengetahui waktu produktivitas kita berdasarkan waktu alami kita (kapan kita bangun, tidur, bersemangat). Saat mengetahui waktu alami kita, kita bisa menjadwalkan kegiatan kita untuk mengoptimalkan fokus dan performa sehingga bisa menjadi lebih produktif. Untuk mengetahui chronotype kita dapat mengikuti kuis di website Dr. Breus atau Doctor Oz. Contoh penjadwalannya dapat dilihat di gambar di bawah ini.

Saya sendiri memiliki tipe singa. Saya senang bangun pagi sekali dan bisa berpikir jernih di waktu tersebut. Dulu ibu saya sering membangunkan saya sebelum subuh untuk belajar karena saya mudah mengerti pada jam tersebut. Menurut penjadwalan di atas, waktu terbaik untuk olahraga adalah pukul 5-6 sore, namun saya tidak bisa karena beririsan dengan jam kerja sehingga saya olahraga pada pagi hari untuk berlari, atau malam hari untuk olahraga kekuatan wkwk. Selebihnya sih sesuai dengan jadwal di atas sampai jadwal minum kopinya pun persis sama. Dari jadwal tersebut, bisa diketahui saya tidak bisa mengerjakan sesuatu yang banyak berpikir di malam hari karena saya sudah mengantuk. Saat awal kuliah dulu, saya sempat kesulitan untuk menyamakan waktu bekerja kelompok dengan teman-teman karena teman-teman lain lebih banyak yang lebih produktif di malam hari. Solusi akhirnya yaitu mengubah metode pengerjaanya jadi shift-shiftan, teman saya mengerjakan pada malam hari kemudian saya melanjutkannya di pagi harinya.

Intinya memang kita perlu lebih mengenali diri kita sendiri untuk mencapai posisi dan hasil yang terbaik. Saya masih belum produktif karena terkadang saya nakal juga, waktu efektif belajar malah dipakai untuk menonton film atau bermain. Pelan-pelanlah ya. Semangat belajar!

Marhaban Ya Ramadhan

Mungkin sebenarnya sudah terlambat untuk mengatakan selamat datang pada bulan Ramadhan 1442 H. Malam hari ini saja sudah malam ke-5 Ramadhan. Namun bagi saya hari ini adalah hari pertama saya berpuasa haha, jadi saya baru bisa menulis ucapan selamat datang Ramadhan ini. Bukannya saya tidak mau mengikuti pemerintah, tapi saya memang baru bisa berpuasa karena tiga hari sebelumnya saya tiba-tiba terkena muntaber haha, kurang elit ya terdengarnya. Perut saya tiba-tiba sakit sekali pada pagi hari pada hari pertama puasa dan akhirnya terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan sehingga perlu 3 hari beristirahat.

Ramadhan kali ini sebenarnya mirip-mirip tahun lalu namun di tempat yang berbeda. Masih sama di masa pandemi dan juga di kosan, namun di kota yang berbeda. Tahun ini saya tidak terlalu was-was dalam menyiapkan makanan seperti tahun lalu karena melihat pengalaman tahun lalu yang ternyata tidak sulit untuk mencari makanan. Masih banyak tukang penjual makanan di sore hari jika tidak sempat masak. Dulu saya masih excited untuk masak tajil sendiri, sampai malah jadi terlalu banyak padahal hanya dimakan sendiri. Teman kosan dulu pun biasanya sudah punya tajil sendiri dari kantornya. Saya pun malu menawarkannya wkwk. Sekarang saya akan membeli saja secukupnya. Makan sahur pun yang mudah-mudah saja. Rencananya sih ingin mengkreasikan oatmeal sebagai menu darurat, tapi mari kita lihat apakah saya akan bosan atau malah makin lama malah melewatkan sahur. Semoga saja tidak.

Hal yang bisa disyukuri dari Ramadhan tahun ini yang masih pandemi adalah tidak ada acara buka bersama lagi di luar. Sama seperti tahun lalu sebenarnya, namun mungkin akan lebih sepi karena teman kosan yang sekarang lebih sibuk sehingga tidak bisa diajak makan bersama di kosan. It’s ok karena saya juga akan sibuk wkwk. Saya berencana olahraga hingga buka puasa dan kemudian melanjutkan rutinitas. Semoga saja tidak tepar lagi haha. Intinya semoga ramadhan kali ini lebih baik dari Ramadhan Ramadhan sebelumnya. Selamat berpuasa!

Happy Ramadhan 1442 H!!!

April

Butuh waktu hampir sebulan untuk saya menulis lagi di blog ini. Bulan Maret memang bulan yang cukup “ramai” karena saya memang mencoba-coba kegiatan baru dan juga kunjungan teman yang datang dari jauh. Saya juga perlu beres-beres barang di kosan saya di Gang E karena sepertinya WFH masih akan lama sehingga saya memutuskan untuk di Bandung saja dulu selama WFH ini. Jika nanti sudah saatnya WFO dan saya belum mendapatkan kosan, saya bisa menjadi komuter dulu untuk sementara. Sedih sih sebenarnya, kosan yang ditempati hampir 3 tahun akhirnya dilepas juga. Masa-masa yang dilewati sebelum pandemi dan juga perjuangan masa-masa pandemi. Dari awalnya hanya membawa baju, hingga akhirnya perlu satu pick-up untuk memindahkan semua barang (saya perlu mempelajari minimalism). Sedih juga meninggalkan Mba kosan yang sudah seperti bro (?). Gang E Kitchen akhirnya resmi pergi meninggalkan Gang E. Mungkin harus diganti menjadi Jabar Kitchen karena semua anggotanya sekarang tinggal di Jawa Barat, wkwk.

Saya mencoba mencari kegiatan baru, salah satunya adalah merajut. Sebenarnya dari masa tugas akhir saat kuliah dulu itu saya sudah tertarik karena melihat teman saya yang senang merajut. Saya suka membuat sesuatu yang bisa dipakai. Saat itu saya rasa tidak punya waktu untuk merajut, wkwk. Keinginan tersebut akhirnya tertunda hingga bulan lalu saya melihat teman saya yang lain mengirimkan pos hasil rajutannya. Saya pun segera memesan kit awal rajut untuk pemula agar tidak menjadi wacana lagi. Saya memulai dengan membuat syal karena tekniknya mudah untuk dipelajari pemula, hanya perlu mempelajari 4 teknik: slipknot, cast on, garter, dan cast off. Ternyata seru ya merajut itu, saat merajut bisa lupa waktu karena terlalu fokus. Selama sebulan ini saya baru menyelesaikan setengahnya. Semoga akhir bulan ini sudah selesai, aamiin.

Masih ingat dengan pos percobaan badan yang saya tulis bulan lalu? Mulai bulan Maret itu saya memutuskan untuk mengikuti kegiatan di pusat kebugaran khusus wanita, yaitu Curves. Saya merasa membutuhkan target yang terukur yang bisa dilakukan di Curves. Latihan bisa dilakukan setiap hari menggunakan alat-alat dan diawasi instruktur. Setiap latihan harus menggunakan masker dan face shield. Alat-alatnya pun didisinfektan secara berkala. Jarak antar mesinnya pun cukup jauh. Karena saya latihannya di akhir waktu jam buka karena selesai jam kantor, tidak terlalu banyak orang di jam tersebut. Saya mencoba untuk latihan setiap malam, namun saya ternyata belum bisa serajin itu. Mungkin karena saya masih mengusahakan untuk olahraga juga di pagi hari, badan saya kadang terasa lelah sekali sehingga malas latihan wkwk. Sebenarnya bisa saja sih untuk menghentikan olahraga di pagi hari, tapi olahraga di pagi hari itu sangat menyenangkan dan bisa meningkatkan mood kerja setelahnya.

Oh iya, hasil percobaan badan bulan kemarin ini berat badan saya malah naik namun dengan berat otot saya bertambah dan presentase lemak tubuh berkurang. Ukuran lingkar tubuh juga berkurang. Wajar sih berat badan saya bertambah karena memang saya belum mematuhi pola makan yang baik. Saat teman dari jauh datang, saya menggunakan alasan itu untuk mencoba berbagai banyak makanan, wkwk. Saat merasa lemas pun langsung makan yang banyak, haha. Bulan April ini harus lebih disiplin. Pola makan seharusnya bisa lebih mudah diatur karena memasuki bulan Ramadan.Semoga hasilnya semakin baik dan semakin sehat. Semoga saja saya bisa melakukan kegiatan bermanfaat lainnya, seperti membaca buku yang sudah lama dibeli hehe. Jangan lupa juga amalan puasanya, 4 hari lagi!!