Hari ke-16: Mengenal Teman Kosan

Hampir setahun setengah saya di kosan dan saya hanya mengenal teman kosan yang juga teman kantor: Widya dan Fani. Sebenarnya banyak penghuni kosan saya ini, kurang lebih ada 20 orang (termasuk saya), tapi karena saya lebih banyak berada di kantor dibanding di kosan, saya jarang bertemu dengan penghuni-penghuni kosan, kecuali teman yang sekantor dan Mba kosan. Jangankan mau kenalan, bertemu saja jarang.

Kosan saya ini banyak sekali yang berminat, karena harganya yang murah untuk ukuran di Setiabudi. Walaupun murah, kosan ini bersih dan fasilitasnya cukup lengkap, harga sudah termasuk listrik dan laundry empat potong. Teman saya sering menanyakan ke saya jika kosan saya ada yang kosong. Sayangnya, jarang sekali ada kamar kosong. Jika ada, biasanya sudah ditag oleh temannya teman kosan. Saya pun juga begitu, jika ada yang kosong saya langsung menghubungi teman saya dan nge-tag kamarnya ke Mba Kosan.

Bulan Januari lalu, temannya teman SMA saya menghubungi saya jika ada kamar yang kosong. Dia sudah lama ingin pindah ke kosan saya, namun belum ada yang kosong. Dia mengekos di kosan di jalan sebelah dan harus pindah karena akan direnovasi.  Dia membutuhkan dua kamar kosan, satu untuk temannya, satu untuk dirinya sendiri. Pucuk dicinta ulam pun tiba, wkwk. Kebetulan sekali kosan ada yang kosong, tepat dua kamar. Saya langsung bilang ke Mba Kosan agar tidak diambil oleh orang lain. Akhirnya ada yang saya kenal lagi selain teman kantor, wkwk.

Semenjak wfh (work from home), saya menjadi mengenal lebih banyak teman-teman kosan. Saat keluar karena ada penyemprotan, saya menjadi kenal dengan penghuni kosan nomor satu, yang lampu kosannya selalu menyala kalau saya lewat pagi ataupun malam. Ternyata dia juga bekerja di bidang IT, menjadi programmer dengan bahasa C#. Dia bekerja remote, jadi dia memang selalu bekerja dari kosan, pantas lampunya selalu menyala.

Hari ini, saya berkenalan dengan tiga orang baru. Awalnya saya diajak teman kosan  saya (temannya teman SMA) itu untuk main ke kamarnya bersama teman kosan yang pindah bersamaan dengannya. Mereka mungkin kasihan melihat saya sendirian di kosan setelah ditinggal Fani dan Widya pulang ke rumah. Kami makan bersama. Mereka membuat pop corn dan kopi yang sedang populer: Dalgona Coffee. Kopi yang memerlukan tenaga ekstra untuk mengocok campuran kopi hitam, gula, dan air hangat. Mereka membuat banyak sekali sehingga mereka juga mengundang teman-teman kosan lain untuk menghabiskannya. Dari situlah saya bisa berkenalan dengan teman-teman kosan lainnya. Ada yang ternyata seangkatan dengan saya. Ada juga yang bekerja di narasi tv dan ada juga yang penghuni kosan dari awal berdiri.  Ternyata mereka juga stay di kosan, tidak mudik ke rumahnya. Saya jadi tidak merasa sendirian.

Sekarang saya sudah  mengenal 8 dari 19 orang penghuni kosan. Semoga besok saya bisa mengenal 11 orang lainnya.

The more the merrier.

XD