September Ceria

Jika ada yang melihat judul lalu langsung terngiang lagunya, berarti kemungkinan sudah berumur, wkwk. Lagu September Ceria dari Vina Panduwinata ini termasuk lagu yang cukup sering saya dengar ketika masih kecil, sekitar usia sekolah dasar. Walau lagu ini rilis pada tahun 1982, bukan berarti saya mendengarnya di tahun tersebut loh ya hihi. Saya pertama kali mendengarnya di sebuah stasiun TV Indonesia yang memutar secuplik dari lagu tersebut setiap pergantian acara pada bulan September. Cuplikan yang selalu diputar tersebut adalah pada bagian akhir: “September ceria milik kita bersama” Selain karena cuplikannya mengandung bulan September yang merupakan bulan saat itu, kata-kata selanjutnya pada cuplikan merupakan slogan dari stasiun TV tersebut. Yang penasaran dengan lagunya, bisa didengar di sini:

Oh iya, ini pos pertama saya setelah dua bulan lebih tidak menulis. Cukup banyak hal yang terjadi setelah pos terakhir. Ada kisah sedih, kisah bahagia, kisah seru yang sebenarnya bisa saya ceritakan, namun saya tidak terlalu semangat untuk menulis. Semenjak ibu saya meninggal tepat seminggu setelah pos terakhir saya tersebut, saya membutuhkan waktu untuk menjadi ‘normal’ kembali. Belum lagi sebulan setelahnya qadarullah saya terkena virus C19 pada masa-masa kasus yang sangat tinggi di tempat yang baru pertama kali saya datangi. Setelah sakit itu, saya belum merutinkan kebiasaan olahraga kembali. Efek Long Covid is real untuk saya. Insya Allah akan saya ceritakan di pos terpisah ya.

Harapannya pada bulan ini sih seperti lagu tersebut ya hihi, bisa menyambut hari-hari dengan ceria. Semoga saya bisa memulai kembali kebiasaan-kebiasaan baik yang dulu pernah dimulai seperti menulis, berolahraga, dan juga membaca buku. Semoga bisa menjadi lebih optimis dalam menjalani kehidupan sehingga bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari. Semangaaaattt!!! 🤓

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا ‏.‏ وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: “Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.” Akan tetapi hendaklah kau katakan: “Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.” Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan.” (HR Muslim).