Dulu, saat masih sekolah, SMA saya sering mendatangkan orang yang sukses untuk menjadi pembicara. Mungkin niatnya adalah memberikan inspirasi bagi siswanya untuk mencapai kesuksesan. Saya tidak ingat siapa saja pembicara yang pernah datang. Namun ada satu hal inspiratif yang saya ingat karena pernah saya terapkan saat kuliah, yaitu menuliskan 100 impian.
Pembicara ini menceritakan dia menuliskan mimpi-mimpinya di kertas *mimpi yang dia mau capai, bukan bunga tidur wkwk*. Dia menulisnya dan jika sudah tercapai dia mencoretnya. Perlahan-lahan semua tulisan dia coret yang berarti mimpi-mimpinya sudah tercapai. Dia mengatakan kalau menuliskan impian memerbesar potensi untuk terkabul. Saya lupa alasannya, mungkin dengan menuliskannya, mimpi tersebut akan lebih teringat. Selain itu, dengan membaca kembali impian impian kita itu bisa menjadi penyemangat kembali untuk menggapai cita-cita tersebut.
Saat SMA saya tidak langsung mencoba menuliskannya karena impian saya saat itu yang saya pikirkan hanyalah bisa lulus sekolah dan masuk ke perguruan tinggi yang saya inginkan. Saya tulis itu di papan tulis kelas (karena semua menuliskannya di sana). Alhamdulillah saya diterima di perguruan tinggi yang saya tulis walau tidak di fakultas yang sama. Saat kuliah, saya mencoba menuliskan 100 mimpi di beberapa lembar kertas dan menempelkannya di dinding kosan. Oh iya, kalau kata pembicaranya, lebih bagus kalau orang tahu dan bisa jadi penyemangat lebih (walau menurut saya tergantung orangnya). Saya termasuk orang yang cukup cuek juga jadi tidak apa apa impian saya dilihat orang, wkwk.
Awalnya mudah untuk memikirkan mimpi yang akan ditulis. Layaknya mahasiswa lainnya, mimpi-mimpi pertama saya adalah mendapatkan nilai yang baik, lulus cepat, menang lomba, dll. Saya tidak ingat semuanya dan kertas-kertas tersebut sudah hilang seiring dengan perpindahan tempat tinggal. Namun ada beberapa mimpi yang saya ingat karena teman saya mengomentarinya karena aneh.
Memiliki kerudung 30 warna
Mungkin karena saya sudah kebingungan menulis mimpi yang perlu dicapai hingga 100, jadi saya menuliskan mimpi ini. Motivasinya mungkin karena melihat teman saya di kosan yang menggantung dengan rapi dan berwarna-warni. Dia menggantungnya dengan gantungan khusus kerudung. Saat itu saya hanya punya tidak lebih dari 5 warna kalau tidak saya ingat. Sebenarnya mimpi ini mudah tercapai kalau saya rutin menyisihkan uang untuk membeli kerudung. Masalahnya, saat saya mau membelinya, saya berpikir ulang. Baju saya kan warnanya itu itu saja. Buat apa beli sampai 30 warna 🤣🤣🤣.
Foto Dipampang di Baliho Kampus
Ceritanya, dulu kalau ada pemenang lomba nasional atau internasional pasti diumumkan di baliho besar di depan kampus di Jalan Ganesha. Baliho tinggi di samping pintu depan kampus. Jadi sebenarnya maksud mimpi saya itu adalah memenangkan lomba yang layak di umumkan di baliho. Tulisan mimpi saya itu memang sedikit rancu sih sampai teman saya menertawakannya. Harusnya saya tulis lebih detail lagi, bukan foto saja yang dipampang, wkwkwk. Tapi memang belum tercapai juga sih, Wkwk. Masih ada kesempatan 🤣🤣🤣
Tampil di Persembahan Angkatan Saat Malam Wisuda
Saya suka menyanyi, atau mungkin itu hobi satu-satunya saya (biasanya sih saya tulis juga hobi saya membaca, tapi buku yang sudah saya baca masih jauh untuk dibilang hobi membaca, tapi saya senang). Saat malam-malam sebelum wisuda, biasanya ada acara dari himpunan untuk merayakan kelulusan. Di acara tersebut akan ada persembahan dari tiap angkatan, bisa berupa tarian, drama, atau permainan juga. Saya ingin sekali menyanyi di depan, tidak tahu mengapa. Beberapa wisuda terlewati saya tidak kunjung berani untuk menawarkan diri, karena memang malu sekali dan takut malu-maluin angkatan juga sih wkwk. Sampai saya lulus pun saya tidak menyanyi di depan saat malam wisuda.
Tapi impian saya ini Alhamdulillah tercapai. Ya, saya memang tampil di persembahan angkatan, tapi tidak menyanyi. Saya presentasi aplikasi yang saya buat untuk teman saya yang lulus. Saya masih ingat bulannya, bulan Maret 2015. Teman-teman dekat saya banyak yang lulus pada bulan ini. Saya ingin memberikan sesuatu yang unik dan kebetulan saya sedang belajar Ionic untuk membuat aplikasi hybrid (bisa iOS dan Android). Saya membuat app yang menampilkan foto teman saya (yang saya sudah edit juga dengan ucapan) dan detail yang saya lupa isinya apa. Saya tidak mengerti membuat API saat itu sehingga benar-benar murni datanya disimpan di sisi klien. Aplikasinya sih tidak bagus-bagus amat, tapi saya percaya diri saja. Saya ditemani teman saya mengisi acara penampilan angkatan dengan demo aplikasi 🤣🤣🤣🤣🤣. Kebetulan sekali saat itu pertama kali malam wisudanya digabung dengan himpunan elektro. Jangan-jangan mereka menyangka anak IF sangat aneh atau membosankan karena penampilan yang harusnya seru malah diisi kayak gitu 🤣🤣🤣. Padahal biasanya sih tari tarian wkwkw.