Impian Aneh

Dulu, saat masih sekolah, SMA saya sering mendatangkan orang yang sukses untuk menjadi pembicara. Mungkin niatnya adalah memberikan inspirasi bagi siswanya untuk mencapai kesuksesan. Saya tidak ingat siapa saja pembicara yang pernah datang. Namun ada satu hal inspiratif yang saya ingat karena pernah saya terapkan saat kuliah, yaitu menuliskan 100 impian.

Pembicara ini menceritakan dia menuliskan mimpi-mimpinya di kertas *mimpi yang dia mau capai, bukan bunga tidur wkwk*. Dia menulisnya dan jika sudah tercapai dia mencoretnya. Perlahan-lahan semua tulisan dia coret yang berarti mimpi-mimpinya sudah tercapai. Dia mengatakan kalau menuliskan impian memerbesar potensi untuk terkabul. Saya lupa alasannya, mungkin dengan menuliskannya, mimpi tersebut akan lebih teringat. Selain itu, dengan membaca kembali impian impian kita itu bisa menjadi penyemangat kembali untuk menggapai cita-cita tersebut.

Saat SMA saya tidak langsung mencoba menuliskannya karena impian saya saat itu yang saya pikirkan hanyalah bisa lulus sekolah dan masuk ke perguruan tinggi yang saya inginkan. Saya tulis itu di papan tulis kelas (karena semua menuliskannya di sana). Alhamdulillah saya diterima di perguruan tinggi yang saya tulis walau tidak di fakultas yang sama. Saat kuliah, saya mencoba menuliskan 100 mimpi di beberapa lembar kertas dan menempelkannya di dinding kosan. Oh iya, kalau kata pembicaranya, lebih bagus kalau orang tahu dan bisa jadi penyemangat lebih (walau menurut saya tergantung orangnya). Saya termasuk orang yang cukup cuek juga jadi tidak apa apa impian saya dilihat orang, wkwk.

Awalnya mudah untuk memikirkan mimpi yang akan ditulis. Layaknya mahasiswa lainnya, mimpi-mimpi pertama saya adalah mendapatkan nilai yang baik, lulus cepat, menang lomba, dll. Saya tidak ingat semuanya dan kertas-kertas tersebut sudah hilang seiring dengan perpindahan tempat tinggal. Namun ada beberapa mimpi yang saya ingat karena teman saya mengomentarinya karena aneh.

Memiliki kerudung 30 warna

Mungkin karena saya sudah kebingungan menulis mimpi yang perlu dicapai hingga 100, jadi saya menuliskan mimpi ini. Motivasinya mungkin karena melihat teman saya di kosan yang menggantung dengan rapi dan berwarna-warni. Dia menggantungnya dengan gantungan khusus kerudung. Saat itu saya hanya punya tidak lebih dari 5 warna kalau tidak saya ingat. Sebenarnya mimpi ini mudah tercapai kalau saya rutin menyisihkan uang untuk membeli kerudung. Masalahnya, saat saya mau membelinya, saya berpikir ulang. Baju saya kan warnanya itu itu saja. Buat apa beli sampai 30 warna 🤣🤣🤣.

Foto Dipampang di Baliho Kampus

Ceritanya, dulu kalau ada pemenang lomba nasional atau internasional pasti diumumkan di baliho besar di depan kampus di Jalan Ganesha. Baliho tinggi di samping pintu depan kampus. Jadi sebenarnya maksud mimpi saya itu adalah memenangkan lomba yang layak di umumkan di baliho. Tulisan mimpi saya itu memang sedikit rancu sih sampai teman saya menertawakannya. Harusnya saya tulis lebih detail lagi, bukan foto saja yang dipampang, wkwkwk. Tapi memang belum tercapai juga sih, Wkwk. Masih ada kesempatan 🤣🤣🤣

Tampil di Persembahan Angkatan Saat Malam Wisuda

Saya suka menyanyi, atau mungkin itu hobi satu-satunya saya (biasanya sih saya tulis juga hobi saya membaca, tapi buku yang sudah saya baca masih jauh untuk dibilang hobi membaca, tapi saya senang). Saat malam-malam sebelum wisuda, biasanya ada acara dari himpunan untuk merayakan kelulusan. Di acara tersebut akan ada persembahan dari tiap angkatan, bisa berupa tarian, drama, atau permainan juga. Saya ingin sekali menyanyi di depan, tidak tahu mengapa. Beberapa wisuda terlewati saya tidak kunjung berani untuk menawarkan diri, karena memang malu sekali dan takut malu-maluin angkatan juga sih wkwk. Sampai saya lulus pun saya tidak menyanyi di depan saat malam wisuda.

Tapi impian saya ini Alhamdulillah tercapai. Ya, saya memang tampil di persembahan angkatan, tapi tidak menyanyi. Saya presentasi aplikasi yang saya buat untuk teman saya yang lulus. Saya masih ingat bulannya, bulan Maret 2015. Teman-teman dekat saya banyak yang lulus pada bulan ini. Saya ingin memberikan sesuatu yang unik dan kebetulan saya sedang belajar Ionic untuk membuat aplikasi hybrid (bisa iOS dan Android). Saya membuat app yang menampilkan foto teman saya (yang saya sudah edit juga dengan ucapan) dan detail yang saya lupa isinya apa. Saya tidak mengerti membuat API saat itu sehingga benar-benar murni datanya disimpan di sisi klien. Aplikasinya sih tidak bagus-bagus amat, tapi saya percaya diri saja. Saya ditemani teman saya mengisi acara penampilan angkatan dengan demo aplikasi 🤣🤣🤣🤣🤣. Kebetulan sekali saat itu pertama kali malam wisudanya digabung dengan himpunan elektro. Jangan-jangan mereka menyangka anak IF sangat aneh atau membosankan karena penampilan yang harusnya seru malah diisi kayak gitu 🤣🤣🤣. Padahal biasanya sih tari tarian wkwkw.

Hidup Yang Tidak Dipertaruhkan Tidak Akan Dimenangkan

Awalnya post ini mau berjudul ala ala NKCTHI lagi, yaitu SKCTMK alias Sekarang Kita Cerita Tentang Minggu Kemarin. Saya namakan begitu sebenarnya karena saya kurang ide untuk menulis blog. Saya pikir saya bisa menceritakan apa saja yang terjadi minggu sebelumnya dan bisa jadi ide tulisan tiap minggu agar tetap rutin menulis (padahal banyak blog post yang masih bisa dilanjutkan ceritanya). Saat di akhir tulisan, rasanya lebih baik kalau judulnya lebih ke highlight di minggu itu, tidak jadi SKCTMK Minggu 1, dst.

Seminggu kemarin saya tidak melanjutkan program penurunan index massa tubuh alias BMI saya seperti minggu-minggu sebelumnya. Lebih tepatnya sih cara saya menurunkannya salah. Saya merasa lemas dan mudah capek selama sebulan terakhir. Saya kira itu wajar karena adaptasi setelah kehilangan berat badan. Akhirnya saya tahu penyebabnya setelah saya mencoba donor darah. Tekanan darah saya cukup memenuhi (walau batas bawah), tetapi kadar hemoglobin saya rendah. Kurang sekitar 2,5 poin dari batas bawah yang normal. Setelah saya membaca lebih lanjut mengenai peran hemoglobin dan efek samping kekurangannya, saya akhirnya menyadari kalau selama ini saya anemia.

Saya memutuskan untuk makan yang lebih sehat minggu ini dan lebih banyak untuk mempercepat pemulihan. Saya perlu memakan sayuran hijau yang kaya zat besi seperti bayam dan kangkung dan juga daging, ayam, dan ikan. Teh dan kopi perlu dihindari diminum setelah makan karena merupakan inhibitor penyerapan zat besi. Vitamin C yang membantu penyerapan zat besi. Saya belum mematuhi semuanya pada minggu kemarin, tapi hasilnya cukup baik. Saat mencoba donor darah kembali pada hari Jumat kemarin walau tetap ditolak karena Hb belum memenuhi tapi setidaknya sudah naik 1,2 poin. Setengah perjalanan lagi! Semoga minggu depan memenuhi, aamiin.

Minggu ini adalah minggu penilaian performansi di kantor. Ini adalah penilaian pertama saya sebagai iOS Engineer. Seperti yang saya sudah prediksi di awal, nilai saya di tahun ini tidak sebaik tahun tahun sebelumnya saya sebagai Test Engineer. Sedikit sedih sih, tapi saya sudah menyadari itu resiko saya untuk pindah ke bidang baru, yang saya tidak kuasai sama sekali sebelumnya. Yang patut disyukuri, penilaian ini memberikan beberapa feedback terhadap saya dan juga semangat untuk mengejar ketertinggalan lebih cepat. Salah satu teman saya bilang, tetap semangat karena software engineering adalah perjalanan yang panjang, dan saya baru saja mulai.

Mba Wid punya cara sendiri untuk menghibur saya. Mungkin tidak berniat sebenarnya, tapi dia menemukan video bagus yang membuat saya berpikir saya sudah di jalan yang benar. Video yang sebenarnya iklan salah satu marketplace di Indonesia, judul dan pranalanya: Najwa Shihab – Tetap Gigih dan Tidak Takut Untuk Menggapai Cita-cita. Video ini berbentuk seperti talkshow yang dibawakan oleh Cak Lontong dan Najwa Shihab sebagai narasumbernya. Di talkshow ini, Najwa Shihab menceritakan awal perjalanan karirnya hingga bisa 20 tahun di dunia jurnalistik dan menjadi jurnalis ternama di Indonesia. Dia mengaku bahwa cita-citanya sebenarnya ingin menjadi hakim, jaksa, atau pengacara, hingga saat selesai kuliah di fakultas hukum UI dan magang 3 bulan menjadi wartawan, dia merasa jatuh cinta dengan profesinya. Mbak Nana jatuh cinta dengan jurnalistik yang menjadi karirnya selama 20 tahun ini.

Mbak Nana juga menceritakan mengenai titik terendahnya saat hidup, yaitu saat kehilangan anak perempuannya. Saat itu, Mbak Nana belajar untuk belajar ikhlas dan tawakkal. Tawakkal kepada Allah SWT yang berarti meminta Allah untuk mewakilkan semua urusan. Kita harus berusaha terlebih dahulu, baru Allah akan membantu. Saat sudah berjuang keras untuk mempertahankan anak perempuannya, dan tetap diambil oleh Allah Swt, di situ Mbak Nana belajar mengenai ikhlas dan menyerahkan diri kepada Allah Swt.

Selain itu, Mbak Nana menceritakan bagaimana dia keluar dari zona nyamannya sebagai presenter di TV dan memulai perjalanan pertamanya pindah ke konten digital di Narasi TV, perusahaan yang dirintisnya sendiri. Mbak Nana mengatakan kalau awalnya dia merasa takut saat harus memulai hal yang baru, tapi tidak ada pilihan selain berubah. Ada resiko yang harus diambil, dan itu harus dan layak dilakukan karena dia mengingat suatu ungkapan:

Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan dimenangkan

Screen Shot 2020-01-28 at 08.08.50

Yang saya pelajari dari Mba Nana ini adalah untuk sukses di suatu bidang kita perlu mencintai bidang tersebut. Perlu berusaha sekuat tenaga dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Ikhtiar dan tawakkal. Ikhlaskan apa yang sudah pergi dari kita. Memulai hal baru memang sulit, namun jika kita yakin akan menjadi lebih baik, merelakan posisi yang nyaman adalah hal yang perlu dipertaruhkan.

Rezeki

Rezeki itu tidak hanya berupa harta saja. Kesehatan, lingkungan kantor, dan teman yang baik pun adalah rezeki. Saat uang atau kesuksesan yang dimiliki lebih sedikit dari orang lain, terkadang hati ini merasa sedih dan menjadi kurang bersyukur, padahal diberikan rezeki bentuk lain yang berlebih. Saat rezeki bentuk lain itu diambil, barulah sadar kalau tidak hanya harta yang membuat kehidupan bahagia, tapi memiliki rezeki bentuk lain itu juga sebuah hal yang bisa membuat kita bersyukur setiap hari.

Saya tidak lahir dari keluarga yang kaya, namun Alhamdulillah saat saya belum bekerja saya selalu diberikan kesehatan yang baik. Bukannya tidak pernah sakit, tapi Alhamdulillah sakitnya masih bisa sembuh sendiri tanpa harus menemui dokter. Saya terlalu takut untuk memberatkan orang tua saya yang perlu menanggung kebutuhan empat orang anaknya. Sekarang Alhamdulillah ada asuransi kantor kalau saya sakit. Sekarang saya menyadari, walau tidak perlu mengeluarkan uang untuk ke dokter tapi lebih menyenangkan saat tidak sakit. Jadi, kesehatan juga rezeki yang perlu senantiasa kita syukuri.

Saya sudah beberapa kali pindah kantor, dan tidak semua membuat bekerja menjadi menyenangkan (tidak semua saya tulis di linkedIn kalau ada yang penasaran, wkwk). Tidak semua membuat saya nyaman, yang membuat jam kerja berasa cepat. Saat tahun-tahun awal di kantor yang sekarang, fasilitas kantor dan gajinya belum sekompetitif perusahaan-perusahaan IT lain, apalagi kalau dibandingkan dengan perusahaan startup ternama. Namun saya tidak mencoba mencari pekerjaan di perusahaan lain karena budaya kantor yang cocok dengan saya. Saya senang bekerja pair programming (yang membuat saya tobat dari distraksi saat kerja, lebih fokus, dan tidak otomatis membuka sosial media saat bekerja), tidak ada lembur (waktu pulang kerja kantor sudah kosong), dan juga teman teman kantor yang tidak toksik dan selalu mengajak kebaikan (menyeimbangkan dunia dan akhirat). Manajemen kantor pun selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pegawainya. Alhamdulillah sekarang gaji sudah kompetitif dengan perusahaan IT lainnya, fasilitas kantor jauh lebih baik dan lengkap, dan juga saya diberikan kesempatan untuk pindah role. Ada pengajian akhwat juga loh, mengundang ustadz/ustadzah untuk menyampaikan kajian. Jadi promosi kantor. Menurut saya, walau gaji/benefit tidak sebesar kantor lain, cari yang membuat diri jadi lebih baik dari hari ke hari. Bonus kalau gajinya juga kompetitif.

Termasuk teman yang baik. Alhamdulillah Allah selalu mendekatkan saya dengan orang-orang yang baik. Teman yang Insya Allah membawa saya lebih baik dunia dan akhirat. Teman-teman saya ini juga sangat memahami saya walau saya mengesalkan. Apalagi teman-teman saat kuliah dulu. Saat pertama kali tinggal bersama orang lain (bukan keluarga) satu rumah di kontrakan, saya perlu banyak adaptasi untuk mengelola emosi. Saya sering sekali bertengkar, ngambek, emosi. Teman saya itu tidak lantas tidak suka dengan saya atau menjauhi saya. Alhamdulillah teman-teman saya lebih dewasa. Mereka membantu saya menjalani masa adaptasi. Saya merasa saya sekarang bisa lebih dewasa karena teman-teman saya, lebih sabar menghadapi orang, dan lebih positif menjalani hidup. Semoga nanti saya juga diberikan teman hidup yang membuat saya menjadi orang yang lebih baik lagi, aamiin.

 

Tidur Secukupnya

Akhir-akhir ini saya merasa saya cukup sulit untuk bangun lebih pagi lagi. Tidak seperti saat masa – masa sekolah dulu yang konsisten untuk bangun sebelum adzan subuh.  Alasan utamanya sebenarnya karena sekarang saya tinggal di kosan. Saat di rumah saya lebih mudah bangun pagi karena orang orang rumah adalah tipe yang bangun pagi sekali, jadi pagi-pagi sudah ramai. Dulu pun memang saya wajib bangun pagi karena harus naik kereta pertama untuk ke sekolah jam 5.38. Kalau saat kuliah dan awal-awal kerja (saat masih bolak-balik Jakarta-Bogor) pun masih terbawa kebiasaannya walau sedang tidak di rumah karena masih ada kewajiban berangkat pagi.

Kalau ditelaah lagi sebenarnya wajar sih kalau sekarang lebih sulit bangun pagi. Dahulu saya tidur seperti anak-anak, sebelum jam 10 malam sudah tidur sedangkan sekarang saya bisa tidur jam 1 atau 2 malam, wkwk. Namun saya pernah mencoba tidur lebih cepat dan saya sudah pasang alarm juga untuk bangun lebih pagi, dan hasilnya sama saja. Saya mengantuk sekali dan alarmnya saya matikan untuk tidur lagi, wkwk. Jadi, sekarang mau kurang tidur atau kebanyakan tidur tetap saja sulit bangun di pagi hari. Oh iya, definisi pagi hari di sini maksudnya jam 4 pagi ya, kalau jam 7 memang pagi juga sih, tapi itu sudah cukup siang menurutku, wkwk.

Kalau kurang tidur sih saya memaklumi diri kalau bangun agak siang karena tidur cukup itu perlu. Kalau kurang, siangnya bisa mengantuk paraaah. Apalagi kalau lagi pairing tidak memegang keyboard atau lagi meeting, bisa tidak kerasa sudah di alam tidur. Nah, saat kebanyakan tidur ini sepertinya rasa malas yang sudah menghantui saya. Saya kemudian ingat saya dulu juga sempat malas sekali juga bangun pagi, kemudia teteh mentor saya saat masih SMA memberikan tips bangun pagi yang berasal dari hadist ini:

“Ketika kalian tidur, syetan membuat tiga ikatan di tengkuk kalian. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika ia berwudhu, lepas lagi satu ikatan berikutnya. Kemudian jika ia mengerjakan shalat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, jiwanya jadi kotor dan malas.” (HR. Al Bukhari)

Jadi kalau sudah cukup tidur tetapi merasa kurang tidur saja dan malas bangkit dari kasur, bisa melakukan 3 langkah ini:

1. Baca doa setelah bangun tidur
2. Berwudu
3. Salat

Alhamdulillah setelah salat menjadi lebih segar, tetapi kalau tiduran lagi sih tetap merem wkwk. Sebaiknya dilanjutkan dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat.

Sebenarnya sudah pernah cerita tentang ini, tapi di platform blogging sebelah. Saya tidak mau tulis pranalanya karena isinya cukup memalukan, wkwk.

Terimakasih sudah membaca XD

Penerbangan Pertama

Selalu ada pertama kali dalam melakukan sesuatu. Kali ini saya mau menceritakan pengalaman saya pertama kali naik pesawat. Destinasi pertama yang saya kunjungi menggunakan pesawat adalah Padang, Sumatera Barat. Saat itu, saya dan teman saya, WR (tokoh di post Tamu Tak Diundang) diundang ke pernikahan teman dekat yang dilangsungkan di sana. Saya masih ingat tanggal tepatnya, 18 Agustus 2018, bertepatan dengan pembukaan Asian Games 2018.

IMG_0831
Sombong sekali pamer buku padahal bacanya cuma sedikit, wkwk.

Walau jadwal penerbangan kami tanggal 18 Agustus pukul 10 pagi, kami sudah siap di bandara dari hari sebelumnya. Pengalaman pertama naik pesawat sekaligus pengalaman pertama menginap di bandara. Mungkin ada yang heran mengapa kami harus menginap padahal jadwal penerbangan yang tidak pagi-pagi amat. Kebetulan sekali pada tanggal 17 Agustus itu hari kemerdekaan Indonesia *tidak nyambung*. Maksud saya, pada tanggal itu teman dekat kami juga (yang pernah diceritakan di post sebelumnya, yang berulang tahun XD) berangkat ke Swedia untuk melanjutkan studi di sana selama dua tahun. Jadwal check in nya sekitar pukul 3 sore, jadi kami sudah ada di  bandara sehari sebelumnya untuk mengantarkannya. Saya masih ingat saat bertemu dengan teman kami di depan pintu check in terminal 3 itu kami membawa koper juga, tapi tidak sebanyak dia sih.

IMG_0819
Tebak yang mana saya, mana WR, mana yang ulang tahun, wkwk.

Mengapa tidak pulang dulu saja? 

Saya dan teman saya sepertinya cukup mager saat itu untuk bolak balik wkwk. Sekalian menghemat ongkos juga. Walau sebenarnya kalau dihitung-hitung lagi sih sama saja, karena harus makan di bandara. Kami lupa untuk mempersiapkan bekal terlebih dahulu.

Apa yang bisa dilakukan di bandara? Di mana tidurnya?

Saat itu karena besoknya pembukaan Asian games, bandara cukup ramai dan banyak semacam wahana. Wahananya itu semacam ada arena olahraga di tengah terminal 3. Ada untuk bermain badminton, sepak bola, dll yang saya lupa apa saja.. Saya dan WR bermain bulu tangkis. Selain itu, ada petugas wanita (sepertinya LO untuk atlet Asian Games) yang memakai sepatu roda untuk mempermudah mobilisasi. Saya kira memang seperti itu terus, saat saya ke bandara di kesempatan berikutnya tidak ada lagi petugas yang menggunakan sepatu roda.

IMG_0836
Wahana Bulutangkis yang lumayan sempit yaaaa

Kami tidur di mushalla di terminal 3. Malamnya sangat dingiiiin sekali. Kami tidak membawa selimut, hanya memakai jaket untuk menghangatkan diri. Sepertinya ini yang menyebabkan hal yang tidak diinginkan yang akan terjadi saat saya ke Bukit Tinggi (Insya Allah akan saya ceritakan di post terpisah). Paginya kami mengitari bandara, ke terminal 1 dan ke terminal 2, sarapan hingga waktu check in tiba.

IMG_0835

Karena baru pertama kali, saya tidak tahu bagaimana mekanisme check in. Apa saja yang harus diperhatikan, dkk. Saya hanya mengikuti teman saya yang sudah lebih senior. Ternyata kami terlalu pas-pasan waktunya, dan antrian check in sudah sangat panjang. Saat itu kami belum tahu kalau bisa check in online maksimal sejam sebelumnya. Jadi, walau kami sudah di bandara dari sehari sebelumnya, kami tetap hampir telat untuk boarding karena antrian yang panjang. Selain itu, saya pun dimarahi oleh orang asing yang mengantri di belakang saya. Saya tidak sengaja mundur dan menjatuhkan kopernya. Saat pemeriksaan barang setelah check in, powerbank saya disita karena melebihi kapasitas yang dibolehkan. Sungguh pengalaman pertama yang mengesankan, wkwk.

IMG_0837
Baru tahu cara booking online saat di pesawat, wkwk.

Saya termasuk orang yang cukup khawatir dengan hal yang saya lakukan pertama kali. Saya membaca hal-hal yang bisa saja terjadi di pesawat. Saya jadi takut ada turbulensi. Banyak hal yang satya takuti dan kebetulan sekali saya mendapatkan posisi duduk yang jauh dari teman saya. Saya jadi tambah was-was. Saya mengalihkan pikiran negatif saya dengan menulis. Ya, saya bawa jurnal saya juga saat ke Padang, wkwk, tapi saya cuma menulis saat di pesawat saja untuk mengalihkan pikiran negatif wkwk. Alhamdulillah penerbangan pertama saya lancar dan selamat sampai tujuan.

Saya menghabiskan waktu selama 5 hari 4 malam di Padang dan Bukit Tinggi. Selama bersama WR, pasti ada saja pengalaman unik-unik bin ada-ada saja yang Insya Allah akan saya ceritakan di lain kesempatan.

Terimakasih sudah membaca XD

IMG_1684

Kisah di Kontrakan (Bagian 1)

Masih ingat dengan RNS? Salah satu tokoh yang pernah diceritakan di blog ini, yang judulnya “Tamu Tak Diundang” itu, wkwkwk. Dia berulangtahun hari ini. Saya jadi ingat, dulu dengan teman-teman satu asrama/kontrakan/kosan, kalau ada yang ulang tahun kami senang membuat kejutan. Kejutan di jam 12 malam teng kalau bisa. Kami patungan membeli kue sesuai budget kami saat itu, biasanya sih Bolu Amanda. Kami beli diam-diam, lalu pura-pura tidur dan kemudian mengejutkan yang berulang tahun di tengah malam. Dari semua kejutan ulang tahun yang kami lalui, yang paling epik itu saat kami tinggal di kontrakan.

Kontrakannya ada di Cisitu Lama Gang berapa saya lupa. Pokoknya letaknya antara Asrama Bumi Ganesha dan Asrama Sangkuriang. Jalannya sedikit sempit. Kontrakannya terdiri dari 4 kamar, 1 kamar mandi, dan 1 ruang bersama (yang digunakan untuk menyimpan lemari-lemari baju kami dan menjadi tempat berkumpul juga). Oh iya, satu kontrakan dihuni oleh 8 orang terpilih, wkwk. Formasi pengisian kamar: 3-2-1-2. Kami menyewanya selama satu tahun, saya lupa harganya, belum termasuk biaya air dan listrik yang perlu kami bayar tiap bulan. Informasi tambahan, listrik dan air berbagi dengan tetangga sebelah, jadi satu sekring listrik gitu. \

Kembali ke topik kejutan ulang tahun. Jadi, suatu malam kami ingin memberikan kejutan ulang tahun ke salah satu teman kami. Dia berada di kamar nomor 4 yang berisi dua orang. Kami akan menunggu dia tertidur, kemudian memberikan kejutan pada pukul 12 malam, seperti rencana biasanya. Namun, yang berbeda kali ini adalah orangnya. Teman saya yang berulang tahun ini sangat rajin belajar. Malam itu dia tidak kunjung tidur juga padahal sudah mendekati pukul 12 malam. Kami sudah panik karena takut rencana akan gagal. Kami perlu membuat dia tertidur.

Bagaimana caranya?

Tentu bukan dengan obat tidur. Terlalu mencurigakan. Kami mematikan sekring listrik, menciptakan keadaan seakan-akan mati listrik. Harapannya, dia akan berhenti belajar dan kemudian tertidur. Saat mematikan sekring listrik, dia langsung keluar kamar dan menanyakan apakah listriknya turun atau memang mati listrik. Tentu saja kami menjawab tidak jujur *Maafkan kamiii*. Sayangnya, teman kami ini malah tidak tidur dan tetap di ruang bersama. Untuk menyelamatkan rencana, kami akhirnya izin tidur di kamar masing-masing. Dia pun tidur. Kami pun tidur juga, hahahahaha. Akhirnya, kami memberikan kejutan pada besok paginya.

Lucunya, kejutan tidak hanya gagal. Kami juga ditegur tetangga sebelah karena mematikan listrik. Kami lupa kalau sekringnya satu untuk bersama. Tetangga sebelah kami jadi semalaman tidak ada listrik. Kami pun menjadi merasa bersalah.

Begitulah salah satu cerita di kontrakan kami. Cerita ini yang paling saya ingat karena saya *kalau tidak salah ingat* yang memberi ide mematikan listrik. Masih ada beberapa kisah lain yang kalau saya ingat akan saya ceritakan di bagian-bagian berikutnya.

Terimakasih sudah membaca XD

Sekarang Kita Cerita Tentang Hari Ini

Familiar dengan judulnya? Ya, memang terinspirasi dari film yang akhirnya saya tonton hari ini:

Image result for NKCTHI
Sumber: Tirto.id

Beneran Jul mau kamu mau nonton bioskop?

Itu pertanyaan heran dari teman-teman saat saya mengajak nonton bioskop. Wajar sih, karena saya biasanya kurang tertarik untuk nonton film di bioskop. Mungkin teman saya sudah lelah mengajak saya sehingga saya tidak pernah ditawari lagi. Pernah saat saya ingin menonton suatu film tapi teman-teman saya sudah nonton duluan dan tidak mengajak karena mereka mengira saya tidak mungkin tertarik. Oleh karena itu, sekarang saya ajak duluan karena saya memang mau nonton film ini.

Mengapa mau nonton film ini?

Sebenarnya awalnya tidak tertarik. Bahkan bukunya yang populer pun tidak saya baca dan quotes yang berkeliaran di IG atau Twitter pun biasanya saya lewati saja. Semua bermula dari saya iseng menonton trailernya di vidio.com. Saya melihat ceritanya bertemakan keluarga dan dari rumah produksi yang sama dengan Keluarga Cemara, yaitu Visinema Pictures. Saya sangat menikmati film Keluarga Cemara alias nangis kejer, mungkin karena filmnya sedikit berhubungan dengan saya. Teman saya sampai tidak bisa menangis karena tertawa melihat saya yang terlalu berlebihan. Habis itu lega banget, seperti pelampiasan, wkwk. Jadi saya mau nonton film NKCTHI karena berharap saya bisa menangis sebebas itu, #eh. Selain itu, saya juga membaca review dari teman saya. Dia memberikan review yang bagus untuk film ini. Saya menjadi penasaran yang kemudian mendorong saya untuk menonton film ini di bioskop *tidak menunggu sampai ada di tv seperti biasanya, wkwk*

Saat menonton film ini, jujur saja saya tidak ingin film ini cepat selesai, saya menikmati film ini. Biasanya saya ingin film cepat-cepat saja berakhir karena tidak betah, wkwk. Soundtrack-nya juga bagus. Untuk masalah menangis, tidak sebanyak di film Keluarga Cemara. Saya senang dengan pesan-pesan yang terselip. Untuk tidak menahan kesedihan, menyelesaikan masalah satu per satu, dan tetap bertahan saat masalah datang bertubi-tubi. Habis nonton ini, berasa punya semangat tambahan walau masalahnya sebenarnya tidak berhubungan, tapi saya sambung-sambungkan saja, wkwkwk. Saat film selesai, saya menjadi lebih segar *sebenarnya efek minum kopi juga sih, wkwkwk*,  malah teman saya yang menangis menjadi-jadi. Rasanya mau saya balas meledek karena dia yang sebelumnya meledek saya saat nonton Keluarga Cemara, wkwk. Tentu saja tidak saya lakukan karena saya kasihan. Mungkin cerita ini berhubungan dengan masalah yang sedang dia hadapi.

Sebagai penutup, saya berikan dua perkataan atau kutipan yang cukup berkesan:

“Sedih kadang membawa kita ke arah yang lebih tinggi. Mata angin nggak bisa diatur, tapi arah layar bisa”.

dan

“Hidup itu lucu, yang dicari hilang, yang dikejar lari, yang ditunggu pergi. Sampai kita lelah dan menyerah, saat itulah semesta bekerja”

P.S: Bukan berarti harus lelah dan menyerah ya

Kaum Rebahan

Sepertinya mulai tahun lalu, frase “kaum rebahan” ini sangat populer di kalangan Millenial. Buat yang belum tahu, kaum rebahan ini dimaksudkan untuk orang-orang yang lebih senang tidur-tiduran atau menghabiskan waktunya di kasur. Terdengarnya negatif ya, seperti kriteria orang yang suka bermalas-malasan. Padahal belum tentu juga, belum tentu orang tidak bisa produktif sambil rebahan, atau senderan di atas kasur. Saya melihat teman saya bisa produktif membaca buku sambil santai-santai  di atas kasur. Ada juga yang sambil buka laptop, ngoprek dan mengerjakan sesuatu yang cukup penting, di atas kasur juga. Walau kebanyakan teman saya menjadi kaum rebahan di akhir pekan saja sih, tidak setiap hari juga, mungkin karena sudah lelah beraktivitas di hari kerja.

Kalau saya sendiri sebelumnya saya paling tidak bisa jadi kaum rebahan. Saya tidak bisa diam sebenarnya. Selain itu, saya memang tidak bisa beraktivitas di atas kasur karena kalau di atas kasur, saya tidak bisa produktif seperti teman yang lainnya, saya pasti langsung ketiduran. Tipe orang yang telentang sedikit langsung tidur. Ini bukan berarti saya super produktif ya, kadang waktu saya habiskan hanya untuk melihat-lihat jalan, bertemu dengan orang-orang (ini bagus juga sih), mencoba makanan baru, dll. Jadi, akhir pekan saya jarang habiskan untuk istirahat, dan pas hari kerja malah capek, wkwk.

Tapi itu tahun lalu, tahun ini rasanya saya ingin sign-up jadi kaum rebahan, wkwk. Maksudnya lebih banyak istirahat untuk menyimpan energi untuk hari kerja dan mencoba melakukan hal yang produktif sambil menyimpan energi. Mungkin karena faktor usia juga, yang membuat badan saya menjadi cepat lelah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Saya sudah memiliki meja di atas kasur untuk tempat laptop atau buku. Tapi ya itu peernya saya adalah bagaimana supaya tidak langsung merem kalau di kasur. Seperti minggu ini yang kalau dihitung-hitung lebih banyak tidurnya. Mari kita coba minggu depan XD

Awal yang baik atau buruk?

Sudah 10 hari berlalu dari tulisan saya yang terakhir, yang saya tulis di malam tahun baru. Saat itu saya menulis mengenai niat. Sebenarnya, saat itu saya berniat untuk menulis satu tulisan tiap malamnya, namun saya tidak mau berjanji terlebih dahulu karena ingin cek ombak terlebih dahulu. Cek ombak di sini maksudnya saya mencoba untuk rutin menmbuat tulisan setiap hari dahulu selama seminggu pertama, dan kalau memungkinkan dan hasilnya baik baru saya mau berkomitmen menulis rutin setiap hari, wkwk.

Mungkin karena niat awalnya sudah ragu, akhirnya saya belum menulis blog lagi hingga hari ini. Setelah menulis pos pertama di tahun ini sebenarnya saya sudah semangat ingin menulis lagi malam harinya. Saya pikir saya bisa menulis yang sederhana saja, seperti hal-hal yang berkesan atau rangkuman yang saya pelajari di hari itu. Apa daya, hari itu saya meriang kemudian saya demam + batuk + pilek sehingga saya tidak bisa menulis, bahkan liburan tahun baru saya gunakan lebih banyak untuk tidur (padahal sedang di Bandung XD). Ya, awal tahun sudah ke rumah sakit dan merepotkan teman (maafkan saya ya RY, WR, dan RNS).

Bisa dibilang awal tahun ini dimulai dengan kurang lancar, target liburan akhir dan awal tahun untuk membaca dan menulis meleset, yang membuat saya agak pesimis dan kurang bersemangat pada awalnya. Kemudian, saya berpikir, kalau awalnya kurang baik masak mau selanjutnya kurang baik juga. Masih ada harapan kok, Insya Allah masih ada 366 -11 hari lagi untuk mengerjakan target dan resolusi. Setelah itu saya sempat membaca tulisan kakak tingkat saya di kampus mengenai menjadi manusia terbaik. Intinya, berusaha sekuat mungkin untuk mendorong batasan diri dan menciptakan hasil yang terbaik, menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang menahan diri kita untuk menjadi lebih baik. Konsistensi dan persistensi yang akan membawa kita menuju tidak terbatas dan melampauinya. Familiar? wkwk. Supaya saya ingat dan semangat terus, saya ganti wallpaper handphone saya jadi Buzz Lightyear, wkwk.

IMG_5621.PNG
To infinity and beyond!

Dipikir-pikir blog ini isinya menyemangati diri sendiri saja ya, wkwk. Semoga selanjutnya bisa lebih bermanfaat lagi. Happy reading and writing!